Pikiran Yang Ber-Zat

Ada banyak fenomena menarik dalam kehidupan nyata ini. Tetapi, seringkali fenomena itu tidak mendapat memperhatikan, sehingga hal itu berlangsung begitu saja, dan tanpa pemikiran apapun. Padahal, fenomena keseharian dapat menjadi pelajaran yang berharga dan layak untuk diperhatikan, dikaji dan sekaligus ditarik sebuah simpulan-simpulan tertentu, yang pada akhirnya dapat bernilai adanya. Bahkan, jika memahami fenomena keseharian secara lebih mendalam, maka banyak nilai berhargayang dimanfaatkan, didayagunakan untuk kepentingan diri seseorang kemudian hari.
Ada suatu hari, seseorang (baca: A) sedang memikirkan teman lama, dan ia mengingatnya, dan ingin bertemu sekaligus bertanya-tanya di dalam benaknya. Di benaknya terbersit selintas pikiran tanya “bagaimana kabarnya sekarang ya?”. Ia berpikir tentang hal itu, dan kemudian pikiran itu berlalu begitu saja. Tetapi, tidak lama kemudian, orang yang dipikirkan A tadi mengirim menghubungi lewat telp… A pun menjadi gembira. Setelah komunikasi yang panjang lebar, dan telp ditutup, A berjalan sambil tersenyum gembira, sekaligus berkata “baru aja gue pikirin”.
Barangkali hal semacam ini sering dialami oleh banyak orang. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah; fenomena apakah itu? bagaimana hal itu terjadi? apakah itu sebuah kebetulan? bagaimana penjelasan tentang hal itu?
Ada banyak kasus-kasus serupa berkenaan dengan hal itu... Tentu hal semacam itu perlu dijelaskan dari sudut pandang yang lebih rasional. Dalam ulasan tentang “pikiran yang melengkung” telah dijelaskan betapa pikiran itu telah tersebar pada pipa-pipa yang melengkung di level atomik.
Tetapi, di level kajian yang lebih mendalam tentang bagaimana alur pemikiran fisika Newtonian yang sangat antusias memberikan sumbangan penting dalam berlogika melalui pembagian atau pemecahan benda-benda hingga level atom, telah memberikan angin segar untuk menjalaskan fenomena di atas. Pasalnya, diketemukan atom karena logika pemecahan itu. Nah, dilevel atom saja semua dalam kondisi terhubung. Apalgi di level yang lebih mini lagi, tentu akan semakin dekat hubungannya.
Tentu saja pikiran merupakan sebuah zat abstrak yang mengambil bagian penting dalam integrasi semesta ini.
Kami tidak bisa menjelaskan di sisi ini tentang bagaimana pikiran turut ambil bagian dalam integrasi ini, karena memerlukan kajian yang sangat panjang. Tetapi, untuk menyederhanakannya, perlu ditekankan bahwa ada integasi yang sangat signifikan antara satu dengan yang lain.
Maka, tidak mengherankan, jika kemudian antara A dan sanak saudaranya menjadi terhubung juga. Integrasi tidak hanya berlaku antar orang saja, melainkan juga melampau hal itu.

Pelajaran yang paling berharga dari semua itu adalah:
“…DAN, JANGAN BERBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI INI”.
Semoga bermanfaat
Author: Saut Parl