Optimis adalah sebuah emosi positif yang mempunyai daya dorong untuk mewujudkan sesuatu.
Optimis diperlukan dihampir setiap konteks, entah itu prestasi, karir, kreatifitas, dan lain sebagainya.
Optimis selalu dibarengi oleh keyakinan akan pencapaian sesuatu. Sementara itu, keyakinan hanya terbentuk sepanjang ia mampu untuk menyesuaiakan diri dengan logika yang dipergunakan untuk merasionalisasi sebuah outcome yang hendak diwujudkan.
Takut, kawatir, dan lain-lainnya, tidak dapat disandingkan dengan optimis itu. pasalnya, keduanya saling bertolak belakang, sehingga memang menjadi jauh terpisah satu sama lain.
Takut merupakan induk dari negative yang selalu menghantui untuk perwujudan outcome tertentu. Ini berarti ketakutan tidak sedikitpun membantu menghasilkan perwujudan apapun.
Tidak mengherankan manakala perasaan takut mendominasi dalam diri seseorang, akan menghasilkan pesimisme yang cukup kuat. Alasan-alasan irasional seringkali menyertai state psimisme ini. Pada dasarnya, optimis berbanding terbalik dengan psimistis dan keadaan psimistis ini selalu jauh dari upaya perwujudan sesuatu.
Psimis selalu mengarahkan seseorang kepada ketiadaan usaha, gerak, langkah untuk perwujudannya.
Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa optimis hanya mengacu pada pikiran-pikiran terbaik, bekerja untuk yang terbaik, dan mengharapkan sesuatu yang terbaik, dan terus menerus focus pada yang terbaik. Ini lah optimism.
Sumber : Sautparl (trainer)
Optimis diperlukan dihampir setiap konteks, entah itu prestasi, karir, kreatifitas, dan lain sebagainya.
Optimis selalu dibarengi oleh keyakinan akan pencapaian sesuatu. Sementara itu, keyakinan hanya terbentuk sepanjang ia mampu untuk menyesuaiakan diri dengan logika yang dipergunakan untuk merasionalisasi sebuah outcome yang hendak diwujudkan.
Intinya pada konteks ini adalah menciptakan rasa optimis haruslah didasarkan pada rasio bahwa sesuatu itu dapat dilakukan atau dapat terjangkau oleh akal sadar seseorang.Dalam state optimis, tidak ada pikiran pikiran negative yang menghalang-halangi sebuah pencapaian. Pikiran yang menyertai state optimis adalah pikiran tentang kebranian, perwujudan, penciptaan, kemampuan, kelayakan, dan pikiran positif lainnya.
Takut, kawatir, dan lain-lainnya, tidak dapat disandingkan dengan optimis itu. pasalnya, keduanya saling bertolak belakang, sehingga memang menjadi jauh terpisah satu sama lain.
Takut merupakan induk dari negative yang selalu menghantui untuk perwujudan outcome tertentu. Ini berarti ketakutan tidak sedikitpun membantu menghasilkan perwujudan apapun.
Hambatan terbesar bagi seseorang untuk melenggang kangkung dalam menjalani kehidupan dengan keindahan hidup yang riil yaitu pikiran pikiran takut.Pikiran takut itu akan menghasilkan sebuah takut.
Tidak mengherankan manakala perasaan takut mendominasi dalam diri seseorang, akan menghasilkan pesimisme yang cukup kuat. Alasan-alasan irasional seringkali menyertai state psimisme ini. Pada dasarnya, optimis berbanding terbalik dengan psimistis dan keadaan psimistis ini selalu jauh dari upaya perwujudan sesuatu.
Psimis selalu mengarahkan seseorang kepada ketiadaan usaha, gerak, langkah untuk perwujudannya.
Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa optimis hanya mengacu pada pikiran-pikiran terbaik, bekerja untuk yang terbaik, dan mengharapkan sesuatu yang terbaik, dan terus menerus focus pada yang terbaik. Ini lah optimism.
Sumber : Sautparl (trainer)