Pikiran Tak Berujung
Pikiran memiliki daya penggerak dengan mana tubuh menjadi instrument perwujudannya. Tubuh bergerak dan terus bergerak menurut apa yang dipikirkannya. Soal yang perlu dibahas selanjutnya adalah, bagaimana sesorang yang berpikir menjadi lebih baik, lebih makmur, dan lebih berkelimpahan, tidak kunjung melakukan sebuah tindakan perwujudannya? Tentu saja ada persoalan. Apa itu? “Pikiran”. Mengapa seseorang tidak melakukan perwujudan atas apa yang ia pikirkan itu? Tentu saja ada pikiran pikiran yang melawan pikiran-pikiran tentang menjadi lebih baik, lebih makmur dan lebih berkelimpahan. Initinya, konflik pikiran. Di sini, ada dua pikiran yang saling bertentangan satu sama lain, sehingga menghasilkan pikiran sejenis keraguan dan yang setara dengan keraguan itu.